Kamis, 31 Juli 2014

RenHar 31 Juli 2014.

RenHar Kamis Legi 31/7.
Yer 18:1-6.
Mat 13:47-53.
Di PW St Ignasius dari Loyola hari ini, Yesus mengajarkan kepada setiap orang untuk menjadi pukat yang bisa menangkap banyak ikan. Arti menjadi pukat harus dimulai dari diri sendiri memiliki keutamaan hidup; selalu memperjuangkan keadilan, setia dalam komitmen apapun, serta senantiasa rendah hati di hadapan Tuhan yang terungkap dalam diri sesama. Sikap  demikian memang tidak menyilaukan mata tetapi menarik hati, sehingga pasti akan diikuti orang lain karena perbuatannya demi kebaikan, bukan karena pamrih atau pencitraan.

Rabu, 30 Juli 2014

RenHar 30 Juli 2014.

RenHar Rabu Kliwon 30/7.
Yer 15:10,16-21.
Mat 13:44-46.
Injil hari ini mengingatkan bahwa Kerajaan Allah itu seperti orang menemukan harta terpendam, sehingga rela menjual harta miliknya demi mendapatkannya. Kata “terpendam” mengandung arti tersembunyi, tidak setiap orang tahu, dan meskipun tahu, belum tentu mau karena perlu perjuangan. 
Mewujudkan Kerajaan Allah dalam kehidupan kitapun perlu perjuangan, yakni harus mau selalu mengenakan kasih, karena kasih sejati tidak datang mendadak. Meski butuh perjuangan dan diuji dengan berbagai penderitaan, tetapi Kasih Sejati bukan karena penguatan diri, melainkan karena kerelaan menyangkal diri.

Selasa, 29 Juli 2014

RenHar 29 Juli 2014.

RenHar Selasa Wage 29/7.
Yer 14:17-22.
Yoh 11:19-27/Luk 10:38-42.
Naluri orang selalu menyukai sukses, dll yang menyenangkan (entah itu kesenangan sejati atau semu), dan menghindari kebalikannya. Tetapi dalam kenyataan hidup suka duka selalu menghampiri setiap orang. Kenyataan hidup ini dikisahkan dalam Injil hari ini dalam diri Maria dan Marta, yang mengingatkan kita bahwa kesedihan, kegagalan dan penderitaan harus membuat kita semakin beriman kepada-Nya. 
Kearifan Jawa mengajarkan bahwa bungah susah itu datangnya selalu bergantian, tetapi keduanya tidak ada yang kekal, karena yang kekal hanyalah Allah yang maha belas kasih.

Senin, 28 Juli 2014

RenHar 28 Juli 2014.


RenHar Senin Pon 28/7.
Yer 13:1-11.
Mat 13:31-35.
Kerajaan Surga yang diupamakan seperti biji sesawi dan ragi dalam Injil hari ini, keduanya sama-sama berproses alami. Demikian juga hidup jiwa raga manusia berproses alami supaya makin mirip dengan citra Allah. Dalam proses hidup manusia pasti banyak cobaan, dan semua harus dihadapi dengan penuh iman dan harapan. Di tahapan inilah seseorang diuji sikap kebatinannya. Dengan membiasakan mau menyangkal diri, setiap pribadi bisa menerima segala perkara sebagai salib dan mukjijat, buahnya dalam segala hal mampu mensyukuri hidup. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1435 H. Mohon maaf lahir batin.

Minggu, 27 Juli 2014

RenHar 27 Juli 2014.

RenHar Minggu Pahing 27/7.
1Raja-Raja 3:5,7-12.
Rm 8:28-30.
Mat 13:44-46.
Injil hari ini Tuhan Yesus menjelaskan tentang Kerajaan Surga yang bisa hadir di manapun dan kapanpun. Pertama-tama harus dimulai dari dalam keluarga. Yakni ketika masing-masing anggota mau mewujudkan kasih sejati dalam keseharian hidup. Ingat, bahwa kasih itu mudah diucapkan tetapi mewujudkannya perlu dibiasakan, latihan panjang, tekun dan tabah, serta diuji pengalaman penderitaan. Karena, kasih bukan dari penguatan diri, melainkan buah dari menyangkal diri. Kita saling meneguhkan untuk bisa mewujudkan KASIH sejati dalam keseharian hidup.

Sabtu, 26 Juli 2014

RenHar 26 Juli 2014.

RenHar Sabtu Legi 26/7.
Sir 44:1,10-15.
Mat 13:16-17.

Di Pw St. Yoakim dan Anna, ortu SP Maria hari ini, dua hal yang bisa menjadi permenungan. Pertama; syukur telah dikaruniai ortu yang mendidik dan membesarkan kita dengan segala kelebihan, kekurangan dan keterbatasan mereka. Kita doakan ortu, baik yang masih hidup atau yang sudah sowan Gusti, nyuwun pangestunya. Kedua; bagi kita yang sudah menjadi ortu, teladani dan tingkatkan sikap dan kebaikan ortu kita sebagai bekal mendidik anak kita, adapun kekurangannya dibuang jauh sebagai pelajaran hidup. Dalam kawruh Jawa ini disebut “mikul dhuwur, mendhem jero”. Sikap demikian menjadikan semua bisa merasakan damai sejati.

Jumat, 25 Juli 2014

RenHar 25 Juli 2014.

RenHar Jumat Kliwon 25/7.
2Kor 4:7-15.
Mat 20:20-28.

Sabda Tuhan di Pesta St. Yakobus Rasul hari ini, mengingatkan bahwa dengan rahmat yang berbeda-beda, setiap orang diutus mau mengembangkan diri secara maksimal. Salah satu ciri perkembangan yang baik, selain setia pada bidang kehidupannya, juga tidak berpusat pada diri sendiri, melainkan harus keluar untuk orang lain. Artinya apapun tugas pekerjaan yang ditekuninya, bukan terutama untuk memenuhi kepentingan diri sendiri, tetapi harus bermanfaat untuk sesama, mulai dari lingkungan terdekat dan semakin meluas ke masyarakat luas.

Kamis, 24 Juli 2014

RenHar 24 Juli 2014.


RenHar Kamis Wage 24/7.
Yer 2:1-3.7-8,12-13.
Mat 13:10-17.
“Adalah baik kalau orang normal mengalami kebutaan selama sehari, sehingga bisa merasakan indahnya matahari di pagi hari.” (Hellen Keller, penulis tunanetra, Amerika). Tanpa disadari kadang anugerah yang kita terima secara cuma-cuma dari Allah justru membuat kita kurang bersyukur. Ketika orang mau membiasakan mengasah kesadaran hatinya (awareness), maka saat matanya melihat, telinganya mendengar, mulutnya mengucap, semua dilakukan dengan hati. Buahnya mata tidak apriori, telinga bisa memahami, dan ucapannyapun penuh tepaslira kepada liyan.

Rabu, 23 Juli 2014

RenHar 23 Juli 2014.

RenHar Rabu Pon 23/7.
Yer 1:1,4-10.
Mat 13:1-9.
Sabda Tuhan dalam Injil hari ini mengingatkan bahwa para orangtua adalah penabur-penabur di dalam keluarga. Maka seharusnya ortu menaburkan keteladan dan menanamkan kebaikan bagi para putri-putranya. Setiap anak memiliki bakat berbeda, ada yang memiliki sedikit dan banyak talenta. Justru karena inilah ortu wajib tidak kenal lelah menabur yang baik sesuai talenta masing-masing anak, tidak hanya dengan kata-kata, tetapi lebih berhasil guna dalam sikap dan perbuatan. Jangan sebaliknya ortu justru menjadi batu sandungan bagi anak-anaknya.

Selasa, 22 Juli 2014

RenHar 22 Juli 2014.

RenHar Selasa Pahing 22/7.
Kor 5:14-17.
Yoh 20:1,11-18.
Injil di PW S. Maria Magdalena hari ini, mengingatkan betapa pentingannya membiasakan diri mengasah kesadaran hati (awareness), karena akan menjadikan diri ini bisa menerima segala perkara secara apa adanya tanpa opini, rela menyangkal diri melepaskan si aku. 
Buahnya, selain menyadari bahwa Allah selalu hadir dalam setiap peristiwa hidupku dan hadir dalam diri sesamaku, juga menyadarkan bahwa segala permasalahan, kesibukan, dosa dan kelemahan diriku inilah yang menjadikan mata hatiku tertutup akan kehadiran dan belas kasih Allah.
Tuhan, dengarkan dan kabulkanlah permohonan umat-Mu bangsa Indonesia, agar pengumuman hasil KPU hari ini situasi negara kami tetap aman dan damai, menuju kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Senin, 21 Juli 2014

RenHar 21 Juli 2014.


RenHar Senin Legi 21/7.
Mikha 6:1-4,6-8.
Mat 12:38-42.
Melalui Bacaan dan Injil hari ini Tuhan menghendaki orang berlaku adil, mencintai kesetiaan dan rendah hati di hadapan-Nya. Orang tidak sekedar mengungkapkan iman (ritual agama), tetapi juga mewujudkan iman, yakni tindakan yang menjadikan manusia semakin mendekati hakikatnya sebagai citra Allah. Ketika orang selalu adil, masyarakatnya akan sejahtera dan martabatnya terangkat. Ketika orang setia dalam komitmen apapun, maka muncullah buah-buah kesetiaan. Hidup rendah hati di hadapan Allah berbuah damai dengan diri sendiri dan sesama, selalu mau mengerti, serta bisa mewujudkan kehendak Allah.



Minggu, 20 Juli 2014

RenHar 20 Juli 2014.

RenHar Minggu Kliwon 20/7.
Kebijk 12:13.16-19.
Rm 8:26-27.
Mat 13:24-30.
Dalam Bacaan dan Injil hari ini menunjukkan bahwa Tuhan selalu memberi kesempatan kepada umat-Nya untuk bertobat, karena bagi Allah pertobatan manusia lebih utama daripada Tuhan memberikan hukuman. Belas kasih Allah ini teladan agar setiap orang mau hidup saling mengasihi. Sejatinya dosa atau egoisme yang ungkapannya bermacam-macam sikap dan perbuatan negatif itu hanya menambah masalah, menghabiskan energi dan melipat gandakan kesulitan.


Sabtu, 19 Juli 2014

RenHar 19 Juli 2014.

RenHar Sabtu Wage 19/7.
Mikha 2:1-5.
Mat 12:14-21.
“Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya.” Sabda Tuhan dalam Injil hari ini menunjukkan betapa lemah lembutnya hati Allah, Dia tidak memberlakukan hukum gigi ganti gigi, mata ganti mata. Bahkan pribadi yang tenggelam dalam dosapun tidak dibiarkan jatuh dalam kebinasaan. 
Kita tanggapi kelembutan hati Allah tersebut dengan selalu mau berpikir, berbicara, mendengar dan melihat serta berbuat dengan hati kepada liyan supaya bisa mewujudkan persaudaraan sejati dengan siapa saja, dimulai damai dengan diri sendiri, karena dalam iman tidak ada kata terlambat.

Jumat, 18 Juli 2014

RenHar 18 Juli 2014.

RenHar Jumat Pon 18/7.
Yes 38:1-6,21-22,7-8.
Mat 12:1-8.

“Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan,..”. Injil hari ini mengingatkan setiap pribadi supaya tidak hanya disibukkan oleh hal-hal duniawi sampai mengabaikan kewajiban sebagai orang yang mengaku diri beriman. Kewajiban disini tidak cukup ketika sudah menjalankan ritual keagamaan, tetapi yang tidak kalah penting ungkapan iman, yakni tindakan belas kasih kepada siapa saja tanpa pamrih dan pandang bulu, seperti teladan Tuhan Yesus yang selalu mengasihi siapa dan apa saja. Sadari bahwa Tuhan selalu mendampingi.

Kamis, 17 Juli 2014

RenHar 17 Juli 2014.

RenHar Kamis Pahing 17/7.
Yes 26:7-9.12.16-19.
Mat 11:28-30.

Menjalani peziarahan hidup dewasa ini tidak selalu mudah, tetapi tergantung bagaimana cara menyikapinya. Injil hari ini menawarkan kesegaran dan istirahat di dalam sekolah kebijaksanaan Allah. Yakni mau memikul beban hidup sebagaimana apa adanya, tanpa beropini, apalagi menghakimi liyan. Sikap demikian membuahkan lemah lembut, rendah hati dan memotong kekerasan karena mampu menyangkal diri. Inilah kasih sejati, seperti yang dihayati Tuhan Yesus sampai rela wafat di kayu salib demi cinta-Nya kepada kita manusia.

Rabu, 16 Juli 2014

RenHar 16 Juli 2014.

RenHar Rabu Legi 16/7.
Yes 10:5-7.13-16.
Mat 11:25-27.
“..semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil..” Tuhan Yesus telah berhasil mendidik orang2 kecil mengenal Allah yang maha besar. Injil hari ini pelajaran bagi ortu agar senantiasa tekun dan sabar dalam mendidik anak, yakni mampu membuka hati dan budinya, karena pribadi anak masih sangat rentan, sehingga apabila salah mendidik bisa fatal. Teladani cara Bunda Maria mendampingi Yesus; yakni selalu dengan hati, mau memahami, keteladanan, memotivasi dan tut wuri handayani.

Selasa, 15 Juli 2014

RenHar 15 Juli 2014.

RenHar Selasa Kliwon 15/7.
Yes 7:1-9.
Mat 11:20-24.
Injil di PW St. Bonaventura, Uskup & Pujangga Gereja hari ini, mengingatkan kita untuk tidak berhenti ketika sudah merasa “akrab” dengan Tuhan hanya karena tekun beribadat. Sikap demikian potensial jatuh dalam dosa sosial karena mudah menjadi sombong dan merendahkan liyan, karena itu hanya berpusat pada diri sendiri, serta tanpa disadari telah menolak campur tangan Allah. Injil hari ini adalah bukti sejarah bahwa orang tidak bisa diselamatkan ketika keras kepala (salah satu wujud egoisme). St. Bonaventura pelindung leluhur kami, dibaptis oleh alm. Rm Van Lith.SJ. Selamat pesta nama bagi Sdr2ku yang baptisnya Bonaventura.

Senin, 14 Juli 2014

RenHar 14 Juli 2014.

RenHar Senin Wage 14/7.
Yes 1:11-17.
Mat 10:34-11:1.

“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan…” Karena Allah adalah kasih, maka ketika mau mengikuti kehendak-Nya, orang harus mau mengasihi Allah dalam diri sesama. Supaya kasih menjadi habitus, harus mau tekun berlatih dan berkorban, rela diuji berbagai pengalaman penderitaan (memikul salib) sebagaimana Sabda Tuhan dalam Injil hari ini. Sadari bahwa Kasih itu bukan karena penguatan diri, tetapi buah dari kerelaan melepaskan “si aku”

Minggu, 13 Juli 2014

RenHar 13 Juli 2014.

RenHar Minggu Pon 13/7.
Yes 55:10-11.
Rm 8:18-23.
Mat 13:1-23.
Selama hidup di dunia ini, semua orang menjalani proses agar bisa mendekati jati diri Allah yang adalah  KASIH. Yakni sabar, murah hati, lemah lembut, rendah hati, penuh pengertian. Supaya batin ini bisa berproses dengan benar, dibutuhkan kemauan membiasakan diri mengutamakan kebaikan dan jujur pada diri sendiri. Untuk mencapainya diperlukan latihan panjang, mau diuji dengan berbagai pengalaman penderitaan. Tetapi Kasih itu bukanlah hasil dari penguatan diri, melainkan buah dari kerelaan menyangkal diri.


Sabtu, 12 Juli 2014

RenHar 12 Juli 2014.

RenHar Sabtu Pahing 12/7.
Yes 6:1-8.
Mat 10:24-33.
“Dan janganlah kalian takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa. Tetapi takutilah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.” Sabda Tuhan hari ini mengingatkan agar jangan ikut arus jaman yang cenderung mengutamakan kenikmatan dunia, dengan berbagai pembenaran diri, bahkan Allah dijadikan sebagai kedok. Membiasakan jujur dan bertanggung jawab kepada Tuhan dan sesama harus dimulai jujur kepada diri sendiri, dan ditanamkan oleh ortu kepada keluarga dengan keteladanan hidup baik. Sugeng wungon Setu Pahingan.

Jumat, 11 Juli 2014

RenHar 11 Juli 2014.

RenHar Jumat Legi 11/7.
Hosea 14:2-10.
Mat 10:16-23.
Injil di PW S Benediktus, Abas hari ini mengingatkan bahwa buah perbuatan kasih sejati tidak selalu menggembirakan, justru yang terjadi sering sebaliknya. Tetapi ketika mau mengasihi liyan dengan kasih tanpa pamrih apapun, yang ada di dalam diri ini spontan mau menyangkal diri, bisa menerima segala perkara secara apa adanya tanpa opini, buahnya kebijaksanaan menjadi cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Inilah sejatinya yg disabdakan Tuhan dalam injil hari ini, bahwa “Roh Allah berbicara dalam dirimu.”


Kamis, 10 Juli 2014

RenHar 10 Juli 2014.

RenHar Kamis Kliwon 10/7.
Hosea 11:1,3-4.8c-9.
Mat 10:7-15.
“Kalian telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berilah pula dengan cuma-cuma.” Sabda Tuhan hari ini mengingatkan bahwa sesungguhnya Allah itu secara kodrati telah mengaruniakan kebaikan dan keselamatan kepada setiap orang. Kewajiban setiap orang mau menghayatinya, tidak hanya sekedar mengungkapkan, tetapi sekaligus mewujudkannya dalam tindakan selalu murah hati, lemah lembut dan rendah hati kepada siapa saja. Karena semua yang ada dalam diri kita ini bukan karena prestasi kita, maka jangan pernah bermegah diri. 

Rabu, 09 Juli 2014

RenHar 9 Juli 2014.

RenHar Rabu Wage 9/7.
Hosea 10:1-3.7-8.12.
Mat 10:1-7.
Injil hari ini Tuhan memanggil semua orang untuk diutus. Panggilan dan perutusan satu paket yang tak terpisahkan, karena tak ada penggilan tanpa perutusan. Diutus tidak melebihi kemampuan, tergantung kemauan mendengar dan berbuat. Menyadari bahwa Allah adalah kasih yang selalu hadir dalam diri setiap orang, maka dengan mohon pertolongan Allah, setiap orang mau membiasakan diri mengasihi dengan kasih sejati kepada siapa saja. Sadari tidak ada perbuatan baik yang sia-sia. Marilah kita berdoa; pilpres hari ini berlangsung dan menghasilkan pemimpin yang baik, karena semua pemilih, petugas dan siapa saja berniat baik.

Selasa, 08 Juli 2014

RenHar 8 Juli 2014.

RenHar Selasa Pon 8/7.
Hosea 8:4-7.11-13.
Mat 9:32-38.
Kemarin kita diingatkan oleh Tuhan supaya selalu berteguh hati. Hari ini kita diutus mau meneladani Tuhan; berbuat baik kepada siapapun, dimulai kepada orang terdekat; yakni pasutri, anak, oratu, keluarga, atasan, rekan kerja, PRT, tetangga dan siapapun yang memerlukan uluran hati dan atau tangan kita, terutama yang KLMTD, tanpa pamrih. Semua itu bisa diwujudkan ketika kita memiliki keteguhan hati (RenHar 7/7), karena itulah benih kemampuan menghayati kasih dan kehadiran Allah dalam diriku dan sesamaku, sehingga bisa tulus berbagi kasih.

Senin, 07 Juli 2014

RenHar 7 Juli 2014.

RenHar Senin Pahing 7/7.
Hosea 2:13.14b-15.18-19.
Mat 9:18-26.
Dalam menjalani peziarahan hidup ini tentu tak bisa lepas dari penderitaan apapun. Secara umum orang mengatasi dengan doa dan upaya. Satu hal yang tak boleh diabaikan adalah kebatinan dalam menyikapi masalah. Injil hari ini mengingatkan pentingnya sikap iman bahwa Allah itu Ingkang Maha Tan Kinira. Kesadaran iman ini menjadikan diri mau meneng (diam) tanpa opini, menjadikan hati wening (jernih), sehingga berani berpasrah total hanya kepada Allah. Buahnya dunung (mengerti), mengerti yang menjadi kehendak Allah atas diriku. Inilah hati yang teguh.

Minggu, 06 Juli 2014

RenHar 6 Juli 2014.

RenHar Minggu Legi 6/7.
Zak 9:9-10.
Rm 8:9.11-13.
Mat 11:25-30.
Sabda Tuhan dalam Injil hari ini sangat relevan karena tiga hari lagi negeri kita melaksanakan pilpres. Marilah berdoa agar semua orang mengedepankan kelemah lembutan dan rendah hati.  Sehingga pilpres berlangsung damai dan berkualitas, tanpa dinodai kekerasan, membuahkan pemimpin yang menghormati kehidupan dan martabat manusia, memperjuangkan kebaikan bersama, mendorong semangat solidaritas, gigih mempertahankan dan mengamalkan Panca Sila. Tuhan jadikanlah hati semua orang seperti hati-Mu. 

“Aku akan memberikan kelegaan kepadamu…., sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati.” Sabda Tuhan dalam Injil hari ini sangat aktual karena tiga hari lagi negeri kita melaksanakan pilpres. Marilah berdoa agar semua orang mengedepankan kelemah lembutan dan kerendahan hati, menjadi orang yang adil, peduli dan tidak egois. Sehingga pilpres berjalan lancar, sukses tanpa ada kekerasan apapun, semua demi kemaslahatan bangsa dan Negara kesatuan RI tercinta. 

Sabtu, 05 Juli 2014

RenHar 5 Juli 2014.

RenHar Sabtu Kliwon 5/7.
Amos 9:11-15.
Mat 9:14-17.

Sabda Tuhan dalam Injil hari ini mengingatkan bahwa di dunia yang semakin riuh ini, betapa pentingnya setiap pribadi pandai meluangkan waktu untuk laku doa hening berpusat kepada-Nya, dan matiraga, supaya selalu bisa mawas diri, bersikap rendah hati, ngajeni urip yang semua itu adalah perwujudan kasih sejati yang datang dari Allah. Sadari bahwa sejatinya hidup ini hanya bagaikan gema, yakni yang kembali kepada diri hanya sesuai yang diteriakkan atau “didoakan.” Inilah pentingnya keteladanan hidup dari orangtua dan para pemimpin apapun.  

Jumat, 04 Juli 2014

RenHar 4 Juli 2014.

RenHar Jumat Wage 4/7.
Amos 8:4-6,9-12.
Mat 9:9-13.

“Aku datang bukannya untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Sabda Tuhan dalam Injil hari ini mengingatkan kepada semua orang, bahwa menjadi orang beriman belumlah cukup hanya ditunjukkan dengan kesalehan ritual keagamaannya saja. Tetapi ketika berinteraksi dengan liyan juga harus mau rendah hati, ngajeni, mengulurkan hati dan tangannya membantu mereka yang membutuhkan (moril, materiil), sebagai ungkapan syukur atas kasih Tuhan yang lebih dulu mengasihi umat-Nya secara apa adanya tanpa membeda-bedakan.  Selamat HUT bagi Saudaraku yang hari ini ultah, Tuhan memberkati.

Kamis, 03 Juli 2014

RenHar 3 Juli 2014.

RenHar Kamis Pon 3/7.
Ef 2:19-22.
Yoh 20:24-29.

“Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Sabda Tuhan dalam Injil di Pesta St. Thomas hari ini, mengingatkan bahwa dalam berelasi, orang secara naluri menggunakan kesadaran pikiran (think) sehingga mudah beropini, tidak bisa menerima liyan secara apa adanya. Kita teladani hidup Bunda Maria yang dalam segala hal menggunakan kesadaran hati (awareness). Mulai ketika menerima kabar gembira dari Malaikat, Perkawinan di Kana dst, semua diterimanya secara apa adanya dan disimpannya di dalam hati. 

Rabu, 02 Juli 2014

RenHar 2 Juli 2014.

RenHar Rabu Pahing 2/7.
Amos 5:14-15,21-24.
Mat 8:28-34.

Sabda Tuhan dalam Injil hari ini mengingatkan agar jangan sampai hidup di jaman dunia cepat berubah sekarang ini, menjadikan orang yang mengaku beriman, tapi sepak terjangnya seperti “kerasukan setan”. Sekarang mudah ditemui gaya hidup kerasukan setan, yakni segalanya demi dan berpusat padaku, dengan berbagai pembenaran diri. Kerasukan setan jaman ini banyak wujudnya, al kekuasaan, materi, popularitas, jatidiri, dsb, dari yang halus sampai kasar.  

Selasa, 01 Juli 2014

RenHar 1 Juli 2014.

RenHar Selasa Legi 1/7.
Amos 3:1-8;4:11-12.
Mat 8:23-27.

“Mengapa kalian takut, hai orang yang kurang percaya!” Diakui atau tidak, setiap orang pernah dihinggapi rasa takut, kuatir sesuatu yang di luar kendalinya. Untuk bisa mewujudkan peringatan Allah tersebut (tidak takut dan sungguh percaya kepada-Nya), diperlukan latihan menghayati kasih sejati yang datang dari Allah, yakni mau menyangkal diri. Buahnya kejujuran, menerima  apa adanya tanpa opini, tidak mencari kambing hitam, dan hanya berharap kepada-Nya, bahwa ada waktunya Allah memberi yang terbaik, walaupun belum tentu sesuai keinginan.